Saturday, March 22, 2014

Pengisian Jabatan Presiden

Cara Pengisian Jabatan Presiden :

Pemilihan
          Langsung, Asas suara terbanyak
          Relatif
          Mutlak
          Batasan tertentu
          Tidak Langsung
          Melalui lembaga perwakilan
          Melalui badan pemilihan

Pemilihan Presiden di Indonesia
          Pasal 69 Konstitusi RIS
          Melalui lembaga pemilih
          Berisikan orang-orang yang dikuasakan oleh pemerintah daerah bagian
          Pasal 6 UUD 1945                         (Sebelum Amandemen)
          Melalui MPR
          Suara terbanyak
          Pasal 6A UUD 1945                       ( Setelah Amandemen )
          Ayat (1) dan (2) mengenai pencalonan
          Ayat (3) dan (4) mengenai pemenangan pasangan calon Pres & Wapres

          Tidak dapat melaksanakan kewajibannya (inability )

  


Pemilihan Kembali Jabatan Presiden
          Mutlak
          Boleh dipilih kembali untuk satu kali
          Relatif
          Boleh dipilih lebih dari dua kali tapi tidak tiga kali berturut-turut
          Bebas
          Tidak ada pembatasan

Pengisian Kekosongan Jabatan Presiden
1.       Perwakilan
Apa bila berhalangan Sementara
Ø  Sakit
Ø  Cuti
Ø  Kunjungan Luar Negeri
Dengan Cara Perwakilan
  Moh. Yamin : UUD 1945 tidak berbicara pengisian kekosongan jabatan presiden dengan perwakilan
  Keprres No.8 Tahun 2000
Ø  Dalam hal Presiden akan berkunjung ke luar negeri, menerbitkan Keppres yang isinya menunjuk Wapres sebagai pelaksana tugas pemerintahan sehari-hari.
  Tugas pemerintahan sehari-hari :
Ø  Memimpin rapat
Ø  Seremonial: menerima tamu negara, dll
  Pasal 72 Konstitusi RIS
Ø  Jika berhalangan, Presiden menunjuk PM menjalankan pekerjaan sehari-hari
  Pasal 48 UUDS 1950
Ø  Isi sama dengan Pasal 8 UUD 1945  Jika Presiden mangkat, berhenti, atau tidak dapat melakukan kewajibannya dalam masa jabatannya, ia diganti oleh Wakil Presiden sampai habis waktunya”.



2.       Pergantian
Apabila berhalangan tetap
          Mangkat
          Berhenti / Diberhentikan
          Tidak dapat melaksanakan kewajibannya (inability )
  • Pasal 8 UUD 1945                    (sebelum amandemen )
          Mangkat
          Berhenti
          Tidak dapat melakukan kewajibannya.
  • Pasal 8 (1) UUD 1945         (  setelah amandeman )
          Mangkat
          Berhenti
          Diberhentikan (lihat Pasal 7A)
          Tidak dapat melakukan kewajibannya
Sedangkan pengertian berhenti menurut  Jimly Asshiddiqie: Berhenti dapat diartikan tiga :
-           Berhenti keinginan sendiri
-           Berhenti berdasarkan permohonan



3.       Pemangkuan Sementara
Apabila berhalangan tetap
          Mangkat
§  Berhenti / Diberhentikan
Pemangkuan sementara terjadi jika
  Mungkin saja terjadi Presiden dan Wapres sama-sama berhalangan tetap.
  Mekanisme Triumvirat
  Pasal 8 ayat (3) Legitimasi ,Kewenangan dan kedudukan

                Tugas kepresidenan dilaksanakan oleh Menteri Dalam Negeri, Menteri Luar Negeri, Menteri Pertahanan
  TAP MPR No. VII/MPR/1973

No comments:

Post a Comment