Monday, April 7, 2014

Publik Diminta Tak Lupakan Rekam Jejak Prabowo

Dalam label #LawanLupa kali ini saya akan membuka dan memaksa mata kita serta otak kita terbuka kan apa yang terjadi dimasa lampau dengan beberapa tokoh yang belakangan ini mencuat ingin menjadi Presiden di negara kita ini. Penulisan ini dibuat agar kita harus #LawanLupa terhadap sejarah dan tergantung kita mau memberi kesimpulan apa terhadap sejarah yang saya paparkan ini.


TEMPO.CO, Jakarta - Aktivis Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan, Haris Azhar, kecewa dengan menguatnya dukungan terhadap Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra Prabowo Subianto. Dukungan ini dikhawatirkan akan memuluskan jalan Prabowo menjadi presiden pada pemilihan presiden 2014 mendatang. 

“Dari sisi kasus pelanggaran HAM, kalau dia jadi presiden akan sulit bagi kita menjadi bangsa yang bermartabat,” kata Haris saat dihubungi, Senin malam, 24 September 2012.

Menurut Haris Azhar, jika terpilih, rekam jejak Prabowo yang diduga pernah terlibat dalam penculikan dan penghilangan sejumlah aktivis pada awal reformasi akan menyulitkan posisi Indonesia di dunia internasional. Posisi Prabowo juga akan menurunkan martabat sebagai negara yang menghormati penegakan HAM. 

Berdasarkan data yang dirilis Komisi Nasional HAM, pada periode 1997-1998, telah terjadi tindak kekerasan dan penghilangan terhadap sejumlah aktivis reformasi. Satu orang terbunuh, 11 orang disiksa, 12 orang dianiaya, dan 23 orang dihilangkan secara paksa. Saat itu, Prabowo menjabat sebagai Danjem Koppassus. Atas dugaan keterlibatannya, Prabowo pun diberhentikan dari masa dinasnya di TNI. Haris menyatakan, jika terpilih menjadi presiden, bisa dipastikan penuntasan kasus-kasus pelanggaran HAM akan jalan di tempat.

Peneliti pada lembaga hak asasi manusia, Setara Institute, Ismail Hasani, mengatakan, terpilihnya Prabowo dalam urutan tiga besar calon presiden unggulan 2014, berdasarkan sejumlah lembaga, menunjukkan rasa abai publik terhadap rekam jejak Prabowo. “Kalau dia terpilih jadi presiden, jelas harapan korban untuk mendapat keadilan akan lenyap,” ujarnya.

Ketua Umum Partai Gerindra Suhardi membantah tudingan Prabowo tak layak jadi presiden karena latar belakangnya. “Apakah selamanya kita akan melihat masa lalu sampai menyeret masa Ken Arok, dan apakah tidak ada yang benar sampai ke depan?” katanya.

Suhardi meyakinkan, jika terpilih sebagai presiden, Prabowo berkomitmen menegakkan kebenaran dan keadilan. 

IRA GUSLINA SUFA

#LawanLupa

No comments:

Post a Comment