Wednesday, December 14, 2016

PRO KONTRA AIR MATA AHOK DI DUNIA MAYA

Salam Bhinneka Tunggal Ika

Tulisan saya ini menyambut telah selesainya sidang pertama atas tersangka Basuki Tjahja Purnama (Ahok). Sidang yang dilaksanakan di Pengadilan Jakarta Pusat ini pun disiarkan secara langsung oleh media televisi. Hal ini sesuai dengan intruksi Presiden Jokowi agar sidang terhadap teman seperjuangannya (Pilkada DKI Jakarta 2012) yaitu saudara Ahok yang di duga menistakan agama Islam. 

Persidangan perdana tersebut beragenda pembacaan surat dakwaan dari JPU beserta eksepsi dari pihak Ahok. Hal yang menarik adalah saat pembacaan eksepsi oleh tersangka (Ahok), tersangka meneteskan air mata menceritakan bagaimana beliau menjelaskan duduk permasalahan dugaan penistaan agama ini beserta menyangkal adanya niat menistakan agama Islam karena beliau memiliki orang tua dan saudara angkat seorang muslim yang taat. 

Saat menonton persidangan tersebut dan melihat Ahok menangis di persidangan saya sudah menerka apa yang akan terjadi selanjutnya. Bukan hal yang terjadi di persidangan, melainkan di dunia maya. Media sosial langsung ramai memberitakan bagaiman persidangan ini, bagaimana Ahok meneteskan air mata dan bagaimana pengamanan persidangan tersebut. Tapi yang menjadi konsen saya adalah tentang air mata dari Ahok sendiri.

Kejadian telah menjadi bola panas di dunia maya saat ini khususnya media sosial. Layaknya sepakbola, bola panas ini disambut oleh kaki yang berbeda-beda yang digerakkan oleh perintah otak yang berbeda-beda pula. Bagi yang memiliki otak pro Ahok, maka air mata beliau akan membawa kesedihan bersama, rasa tersentuh dan limpahan doa untuk beliau. Air mata beliau bagi otak pro ini dianggap wajar dikarenakan beliau sedang menceritakan keluarga angkatnya yang pemeluk agama Islam yang taat. Bagaiman mereka merawat serta mengajari beliau tentang berbagai ilmu, bahkan keluarga angkatnya itulah yang mengajarkan beliau sedikit tentang Islam. Jadi adalah suatu yang wajar air mata turun ketika mengingat jasa orang tua yang telah meninggal.

Nah, yang menarik untuk dibahas adalah otak kontra air mata ini. Para pemilik otak kontra atas air mata ini langsung mengeluarkan berbagai tanggapan beragam yang apabila disimpulkan semua bernada suudzon. Prasangka buruk atas air mata tersebut telah mewarnai jagat dunia maya Indonesia kurang dari 24 jam setelah persidangan selesai. Diantaranya ada yang mengatakan bahwa Ahok mengeluarkan air mata buaya dan ada juga yang mengatakan bahwa air mata tersebut untuk mencari simpatik penonton. Tapi yang paling memperihatinkan adalah tanggapan bahwa Ahok sedang berkampanye selama persidangan. berkampanye maksudnya adalah memanfaatkan kasus ini yang disiarkan secara langsung untuk menaikkan dukungan. Padahal pada dasarnya yang meminta persidangan ini transparan adalah mayoritas pemilik otak kontra. 

Sungguh ironi melihat dunia maya yang lebih panas daripada dunia nyata saat ini. Dunia maya merupakan kehidupan utama bagi sebagian kalangan dan membuat mereka menunjukkan sifat aslinya di dunia tersebut. Mungkin teman-teman bisa melihat postingan tentang Ahok akan memperoleh komen paling banyak dan apabila teman-teman membacanya akan melihat sifat asli manusia Indonesia. Dunia maya lebih menunjukkan sifat asli dari pada dunia nyata saat seseorang meninggalkan komentarnya di dunia maya. 

Belakangan juga semakin marak muncul akun-akun provokasi atas kasus ini. Yang mana rata-rata memang menuntut sebuah keadilan. akan tetapi MENUNTUT KEADILAN TIDAKLAH SALAH, TAPI AKAN SALAH APABILA KITA MENUNTUT KEADILAN YANG SESUAI STANDART KITA MASING-MASING. Kalimat diatas sangat jelas terlihat dari pembicara-pembicara yang banyak di wawancarai di televisi. Mereka pada dasarnya menuntut keadilan, yang mana keadilan itu menurut mereka adalah dengan memenjarakan Ahok apapun ceritanya. Jadi apabila Ahok lepas, maka itu bukan keadilan. Ini adalah paham yang salah tentang keadilan, jika memang menginginkan keadilan, mari kita percayakan pihak berwajib menegakkan keadilan tersebut dan kita mengawasinya bukan memaksakan standart keadilan kita masing-masing.

Mari kita sama-sama menjadi pengguna media sosial yang cerdas. Jangan meninggalkan komentar yang dapat membuatmu terlihat menjadi bodoh. bagaimana caranya? mulailah kritis akan postingan. Cari tau kebenaran postingan tersebut, baca dengan mendetail agar kita tidak dibodohi postingan palsu bahkan menyebarkannya. 

Pro Kontra adalah wajar, selama pro dan kontra mu tidak fanatik sehingga kamu menutup telinga mu atas pendapat orang lain.
Salam Damai Indonesia...

No comments:

Post a Comment